FILUM
BRYOZOA
A. Pengertian
Pada zaman dahulu, Bryozoa dianggap
sebagai tumbuhan, namun setelah diteliti lebih
lanjut maka
diketahui bahwa Bryozoa merupakan binatang-binatang lumut. Secara
terminologis,
Bryozoa (Yunani),
bryon berarti lumut dan zoon berarti hewan. Bryozoa merupakan
koloni dari
hewan
kecil-kecil, seperti hamparan lumut berbulu, menempel pada batu, benda atau
tumbuhan
air di perairan
dangkal yang subur dan jernih. Bryozoa hidup di laut dan beberapa hidup
dalam
air tawar, hidup
berkoloni dan tidak bertangkai. Beberapa jenis mengeluarkan benda berkapur
seperti batu
karang. Pada sebagian besar spesies koloni terbungkus dalam eksoskeleton keras
berpori. Bryozoa
memiliki lophophore yang menjulur melalui pori-pori tersebut.
Beberapa
spesies merupakan
pembangun terumbu karang yang penting.
Filum Bryozoa
dinamakan juga Polyzoa atau Ectoprocta. Polyzoa merupakan
istilah bagi
individu hewan
ini yang berukuran kecil/mikroskopis, sedangkan Ectoprocta berasal dari
kata
ectos yang
berarti di luar dan proctos yang berarti anus, maksudnya anus terletak
di luar
lophophore.
Lophophore adalah lipatan dinding tubuh dan calyx yang mengelilingi
mulut dan
mengandung
tentakel yang bercilia. Lophophore berfungsi dalam pengambilan makanan
bersuspensi.
B. Klasifikasi
Berdasarkan lophophore,
klasifikasi Bryozoa dibagi menjadi 3 kelas, yaitu:
a.
Phylactolaemata
Ciri-cirinya :
ü
Lophophore
berbentuk
tapal kuda
ü
Mempunyai
epistoma
ü
Dinding
tubuh berotot
ü
Koloni
monomorfik
ü
Terdapat
di air tawar
ü
Tidak
ada zooid polymorpism
ü
Tidak
ada proses pengerasan kapur
ü
Menghasilkan
stastoblast
Contoh : Plumatella,
Lophophus crystallinus (Gambar 1.)
Kelas ini
terdiri dari satu ordo yakni ordo Plumatellina

Gambar
1. Lophophus crytallinus
(Ernst
Haeckel''s Kunstformen der Natur published 1899-1904 by Verlag des
Bibliographischen
Instituts,
Leipzig and Vienna)
b. Gymnolaemata
Ciri-cirinya :
ü
Lophophore
berbentuk
lingkaran
ü
Epistoma
tidak ada
ü
Dinding
tubuh tidak berotot
ü
Koloni
polymorfik
ü
Zooecia
kompleks
berbentuk silindris
ü
Lebih
dari 3000 spesies hidup dan kebanyakan hidup di laut
ü
Banyak
spesies fosil
Kelas ini dibagi
menjadi 2 ordo, yaitu :
1. Ordo
Ctenomata
Ciri-cirinya :
ü
Zooecia
seperti
agar, khitin atau membran
ü
Diameter
orifice sama dengan diameter zooecium
ü
Koloni
berbentuk lapisan tipis pada batu, cangkang moluska atau
ganggang
Contonya : Paludicella
(di air tawar) dan Alcyonidium (di air laut)

Gambar 2. Paludicella
2. Ordo
Cheilostomata
Ciri-cirinya :
ü
Zoecia
dari
zat tanduk atau kapur
ü
Berbentuk
kotak dan mempunyai avicularia
ü
Mempunyai
operculum
ü
Bentuk
koloni berumbai-berumbai
Contohnya : Bugula
dan Membranipora
c. Stenolaemata
Ciri-cirinya :
ü
Bentuk
zoecium seperti tabung atau pipa, terbuka dibagian ujung
ü
Dinding
zoecia berkapur dan menyatu satu sama lain
ü
Orifice
bundar
ü
Telur
dierami dalam ovicell yang besar
ü
Lophophore
berbentuk
gelang
ü
900
spesies hidup, semua ada di laut
Stenolaemata
dibagi menjadi 6 ordo, yaitu :
1. Ordo Cyclostomata
atau Tubulipora, contoh : Crissia, Tubulipora
2. Ordo
Cystoporata
3. Ordo
Stomatopora
4. Ordo
Cryptostomata
5. Ordo
Treopostomata
6.
Ordo Fenestrata
MORFOLOGI
Masing-masing
individu dari Bryozoa disebut zoociem. Bentuk dari zooecium
bermacammacam
seperti bentuk
kotak, jembangan, lonjong atau pembuluh (Gambar 3). Jenis koloni yang
hidup di laut,
seperti kelas Gymnolaemata polimorfik, artinya di dalam satu koloni
terdapat lebih
dari satu macam zooid,
autozooid, heterozooid. Autozooid adalah zooid yang
selalu ada dan
jumlahnya
banyak, berfungsi untuk makan dan pencernaan. Heterozooid merupakan
modifikasi
dari zooid untuk
keperluan koloni, misalnya menjadi tangkai atau stolon (Gambar 3), semacam
akar,
avikularium dan vibraculum (Gambar 2). Avicularum (jamak: avicularia) berbentuk
seperti
kapala burung,
untuk menghalangi parasit atau pengganggu. Vibraculum berbentuk seperti
cambuk untuk
membersikan tubuh dari detirtus dan parasit. Ovicell atau ooecium ialah
zooid
untuk mengerami
telur (Gambar 4).
ANATOMI
ü
Hewan
berkoloni
ü
Tidak
bertangkai
ü
Zooid
berukuran
< 0,5mm
ü
Rongga
tubuh tumbuh sempurna
ü
Tidak
ada sistem peredaran darah maupun organ pernafasan
ü
Terdapat
saraf ganglion di antara mulut dan anus
ü
Mulut
Bryozoa ditumbuhi dengan tentakel
ü
Traktus
digestivus berupa saluran berbentuk U
ü
Anus
terletak dekat mulut
ü
Individu
terbungkus dalam zooecium
ü
Tidak
punya sistem ekskresi
ü
Makan
dari partikel-partikel dari air
Zooecium adalah
selubung benda mati (nonliving envelopment) dari khitin atau lapisan
tebal kalsium
karbonat yang tertutup kitin. Istilah cystid dalam Bryozoa, yaitu
rangka luar dan
dinding tubuh.
Istilah polypide untuk menyatakan isi zooid dalam dinding tubuh
yaitu
lophophore,
saluran pencernaan, otot dan organ lain.
Sistem Respirasi
Pada hewan Bryozoa
tidak ditemukan organ pernafasan (respirasi) yang lazimnya ada
pada semua
makhluk hidup.
Sistem
Reproduksi
Reproduksi Byozoa
secara aseksual dan seksual. Semua Bryozoa air tawar dan
kebanyakan Bryozoa
air laut adalah hermaprodit yang fertilisasi dan pertumbuhannya di dalam
tubuh. Telur dan
Sperma dihasilkan secara bergantian, adakalanya protandri. Testis pada
funiculus,
ovari pada lophophore (Gambar 2). Pada spesies diecious, zooid jantan
dan betina
terdapat dalam
satu koloni atau pada koloni lain. Gonoduct tidak ada, telur dan sperma
berhamburan
dalam coelm atau dilepas di air. Beberapa spesies laut mengerami telurnya,
misalnya dalam
saluran pencernaan yang mengalami degenerasi (Gambar 3) atau ovicel (Gambar
4).
Bentuk larva Bryozoa
laut bervariasi, namun semua mempunyai corona, yaitu semacam
lingkaran cilia
sebagai alat renang, dan serumpun cilia panjang di anterior, serta sebuah
kantung
penempel di
posterior (Gambar 5). Setelah berenang bebas sesaat bagi yang tidak makan dan
beberapa bulan
bagi yang makan, maka larva menempel di substrat, tumbuh menjadi zooid awal
yang disebut
ancestrula. Dengan jalan pertunasan, reproduksi aseksual, ancestrula membentuk
beberapa zooid
baru dan zooid ini membentuk sejumlah besar zooid lagi, sehingga
terbentuklah
koloni Bryozoa
baru yang makin lama makin besar, bentuk koloni sesuai jenisnya. Koloni
berumur satu
musim atau beberapa tahun.
Reproduksi
aseksual pada Bryozoa air tawar selain dengan cara pertunasan, juga
dengan
menghasilkan
statoblast (Gambar 6 dan Gambar 7), satu sampai beberapa butir pada funiculus.
Statoblast tahan
terhadap kekeringan, panas, dan dingin. Struktur dan bentuk statoblast dipakai
untuk
identifikasi genus atau spesies. Bryozoa juga dapat berkembangbiak melalui
tunas
Kebanyakan jenis
Bryozoan tinggal di lingkungan laut, meskipun demikian ada sekitar 50
jenis yang hidup
di air tawar. Di dalam habitatnya, bryozoan mungkin ditemukan pada semua
jenis substrat:
butir pasir, batu karang, kulit atau kerang, kayu, dan tumbuhan laut yang lain,
pipa
dan kapal
mungkin menjadi kerak yang terbentuk oleh bryozoan. Beberapa bryozoan bukan
hanya menempel
pada substrat, tetapi juga membentuk sediment. Beberapa jenis telah ditemukan
pada kedalaman
8.200 m, namun kebanyakan bryozoan hidup pada perairan dangkal. Pada
umumnya bryozoan
bersifat sessile, tetapi ada beberapa bryozoan bisa berpindah. Beberapa jenis
ini tidak
kolonial.
Peredaran Darah
Pada hewan Bryozoa
tidak ditemukan sistem peredaran darah yang lazimnya didapati
pada mahkluk
hidup atau organisme lain.
Pencernaan
Makanan
Proses
pencernaan makanan pada Bryozoa dilakukan dengan proses yang sama dengan
hewan lain yakni
pertama kali makanan yang diambil oleh tentakel lalu dimasukkan ke dalam
mulut yang
kemudian melewati pharinx, lalu dicerna di dalam lambung kemudian
melalui usus.
Pada usus
tersebut terjadi penyerapan bahan makanan yang sudah dicerna oleh lambung
(Gambar 8).
Ekskresi
Pada hewan Bryozoa
proses eksresinya sama seperti pada hewan biasanya yakni hasil sisa
pencernaan yang
sudah tidak dapat digunakan akan dikeluarkan melalui saluran yang disebut
anus, pada Bryozoa
anus terletak di luar lophopore, sebagaimana telah disebutkan bahwa
Bryozoa bisa
disebut juga Ectoprocta.
Sistem
Pertahanan Diri
Bryozoa termasuk
organisme yang memiliki warna mencolok dan tak memiliki duri
(spine)
serta tak dilindungi oleh cangkang sebagai penutup tubuh, sehingga organisme
ini rawan
terhadap
predator. Dalam rangka membebaskan diri dari serangan predator, secara alamiah
organisme ini
mengembangkan suatu mekanisme pertahanan diri dengan memproduksi senyawa
aktif yang
membuat predator menjauhinya.
Invertebrata
laut yang mempunyai struktur pergerakan fisik lebih terbatas dibanding
dengan
vertebrata laut, mampu mengembangkan sistem pertahanan diri dengan memproduksi
senyawa kimia (chemical
defense). Senyawa kimia yang dihasilkan oleh invertebrata laut ini
berguna untuk
mencegah dan mempertahankan diri dari serangan predator, media kompetisi,
mencegah infeksi
bakteri, membantu proses reproduksi dan mencegah sengatan sinar ultra violet.

Gambar 1. Aneka
bentuk koloni Bryozoa. A, Eucuratea, B,Bugula, E, Flustra,
F, Tubulipora; J,
Bowerbankia;
K, Plumatella. ( Berbagi sumber dalam Marshall dan Williams, 1997 serta
Barnes,
1988 )

Gambar-8.
Struktur Bryozoa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar