PRAKTIKUM II
Topik : Porifera
Tujuan : Mengenal
morfologi dan tanda-tanda karakteristik anggota phylum
Porifera.
Hari / Tanggal : Kamis / 5 Maret 2014
Tempat :
Laboratorium Biologi PMIPA FKIP
UNLAM Banjarmasin.
I. ALAT DAN BAHAN
ALAT :
1. Lup
2. Papan seksi / baki
3. Alat tulis
BAHAN :
1.
Awetan kering spesies porifera (Microciona, Euspongia dan lainnya).
II. CARA KERJA
1. Menyiapkan
alat dan bahan.
2. Menggambar morfologi hewan Porifera.
3. Memberikan
keterangan selengkapnya dan menuliskan sistematiknya.
III. TEORI DASAR
Kata
porifera berasal dari bahasa latin, ponus berarti lubang kecil,
sedangkan ferra berarti mengandung atau mengembang. Kata tersebut untuk
menunjukkan akan kekhususan hewan yang bersangkutan, yaitu hewan yang memiliki
banyak lubang-lubang kecil dan bila disingkat cukup disebut hewan berpori.
Porifera
mewakili hewan-hewan primitif yang bersimetri radial atau asimetri dan
menyimpang dari garis utama revolusi Metazoa, serta merupakan cabang evolusi
yang disebut Parazoa. Hewan ini hidup di laut, beberapa di air tawar, tidak
aktif, tidak bertangkai, memiliki banyak pori. Sistem pencernaan berlangsung
secara intraseluler. Hewan spons atau disebut juga sebagai kelompok porifera
merupakan hewan multiseluler yang primitif. Tubuhnya tidak memiliki jaringan
ataupun organ sesungguhnya. Semua hewan dewasa anggota dari filum porifera
bersifat menempel atau menetap pada suatu dasar dan hanya menunjukkan sedikit
gerakan. Umumnya, hewan-hewan anggota
filum Porifera hidup dilaut, dan
hanya beberapa yang hidup dalam air tawar. Hewan-hewan itu tidak aktif, tidak
bertangkai (tumbuh pada pangkalnya). Bunga karang mempunyai ruang sentral atau
ruang gastral yang berfungsi sebagai kloaka. Ruang itu dikelilingi oelh dinding
yang ditembus oleh sejumlah saliran yang tersusun majemuk. Ruang gastral itu
terbuka pada ujung tubuh bunga karang. Muara ruang sentral disebut oskulum.
` Ciri-ciri
khusus tubuh porifera, yaitu tubuhnya memiliki banyak pori yang merupakan awal
dari system kanal (saluran air) yang menghubungkan lingkungan eksternal dengan
lingkungan internal. Tubuh porifera tidak dilengkapi dengan apa yang disebut
apendiks dan bagian tubuh yang dapat digerakkan. Tubuh porifera belum memiliki
saluran pencernaan makanan, adapun pencernannya berlangsung secara
intraseluler. Tubuh porifera dilengkapi dengan kerangka dalam yang tersusun
atas bentuk Kristal dari spikula–spikula atau bahan fiber yang terbuat dari
bahan organik.
Struktur tubuh Porifera kecuali
berpori-pori dengan macam-macam bentuk, dibagi atas tiga tipe yaitu Ascon,
Sycon atau Scypha dan Rhagon. Dari tipe Ascon yang berbentuk jambangan bunga
yang merupakan tipe paling sederhana yang dilihat suatu rongga sentral yang
disebut Spongocoel atau paragaster.
Ujung atas dari jambangan terdapat lubang besar yang disebut osculum. Pada dinding tubuh hewan ini
terdapat lubang-lubang kecil yang disebut porosofil
atau pori dan sering juga disebut ostium.
Dalam tubuh Porifera ditemukan sistem
saluran air yang dimulai dari pori-pori atau porosofil dan diakhiri pada lubang keluar utama yang disebut oscolum. Sebelum air dikeluarkan melalui
oskulum, maka air dari segala jurusan tubuh itu lebih dahulu ditampung di alam
rongga sentral atau spongocoel. Pola saluran air dari berbagai jenis Porifera itu tidak sama, namun mempunyai
fungsi pokok yang sama yaitu untuk mengalirkan air dari daerah eksternal ke
dalam daerah internal dan dikeluarkan kembali ke daerah eksternal .
Ukuran
tubuh sangat bervariasi, beberapa jenis hewan ini bersimetris radial, tetapi
kebanyakan tidak teratur ata asimetris. Struktur dasar dan histology dari spons
dapat dengan mudah dimengerti dengan meneliti bentuk radial yang primitive.
Struktur tipe sederhana disebut askanoid (menyerupai tabung kecil) contoh genus
leucosolenia, umumnya tidak soliter, bagian permukaan tubuh berlubang–lubang
kecil.
IV. HASIL PENGAMATAN
1. Microciona sp
a. Foto
pengamatan
|
Keterangan :
1.
Pori
2.
Tepi tubuh
3.
Pangkal tubuh
4. percabangan
|
b. Gambar
pengamtan
Keterangan :
1.
Pori
2.
Tepi tubuh
3.
Pangkal tubuh
4. percabangan
|
c. Foto
literatur
|
Keterangan :
1.
Pori
2.
Tepi tubuh
3.
Pangkal tubuh
4. percabangan
|
Sumber
: anonim a. 2015
2. Euspongia
sp
a. Gambar
pengamatan
Keterangan :
1. Pori
2. tepi tubuh
|
b. Foto
pengamatan
|
Keterangan :
1.
Pori
2. Tepi
tubuh
|
c. Foto
literatur
|
Keterangan :
1.
Pori
2. Tepi
tubuh
|
Sumber
: anonim b.2015
3. Hippospongia
sp
a. Gambar
pengamatan
Keterangan :
1.
Pori
2. Tepi
tubuh
|
b. Foto
pengamatan
|
Keterangan :
1.
Pori
2. Tepi
tubuh
|
c.
|
Keterangan :
1.
Pori
2. Tepi
tubuh
|
Sumber : anonim c.2015
V.
ANALISIS DATA
1. Microciona sp.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia.
Phylum : Porifera.
Classis : Demospongiae.
Ordo : Poeciloclerina.
Familia : Microcionidae.
Genus : Microciona.
Spesies : Microciona sp.
(
Sumber : Jasin, Maskoeri. 1984 )
Tubuh Microciona terbuat dari bahan kristal zat kapur,
memiliki pori yang berukuran sangat kecil kecil. Hidupnya secara berkoloni.
Berbentuk seperti batu kerang dan mengeras dalam tempat yang dangkal atau
bagian air laut yang dalam. Hewan ini memiliki tubuh lunak dan lembek,
bercabang seperti ranting, didalam air berkembang dan bertambah panjang hingga 15 cm, tidak mempunyai rangka, walaupun ada yang
mempunyai rangka, rangka itu hanya terdiri dari serabut-serabut spongin dengan
spikula dari kersik, serta memiliki
sistem saluran yang rumit. Ciri-ciri yang dapat dikenali dari hewan ini adalah
memiliki kerangka tubuh yang tersusun atas berbagai bentuk spikula dan
kadang-kadang juga spongin. Dan bentuk bersemak-semak dengan cabang yang
panjang.
Sponge tegak bercabang-cabang.
Mempunyai ostium dan oskulum. Makanan masuk melalui ostium melewati spongosoel
dan ruangan berflagel yang ada koanosit untuk menyerap zat-zat makanan,
sedangkan sisa-sisa makanan dan zat-zat lain keluar lewat oskulum. Spikula
terdiri dari megascleres dan microscleres yang bertipe tetraxon Sistem canal
leucon. Biasa ditemukan di tepi pantai
2.
Euspongia Mollisima
Klasifikasi
Kingdom : Animalia.
Phylum : Porifera
Classis : Demospongiae.
Ordo
: Keratosa
Familia : Euspongidae
Genus : Euspongia.
Spesies : Euspongia Mollisima.
( Sumber : Jasin Maskoeri. 1984 )
Tubuh Euspongia
Mollisima terbuat dari spongin saja, atau campuran spongin dan zat kersik.
Terlihat pada tubuhnya lubang pori yang tersusun beraturan dan berukuran sama. Hewan ini memiliki sponge yang besar dan bentuknya bulat, warnanya hitam
gelap. Euspongia adalah tipe kompleks dimana disini akan lebih lanjut
berkembang biak dalam lipatan dari dinding tubuh. Kerangka tersusun dari
jeringan serat pori tanpa spikula. Biasanya spon mandi sebagian besar terdiri
dari serat sponge. Euspongia adalah bentuk tetap yang ditemukan menempel di
dasar air hangat yang tenang. Euspongia
hidup di laut pada kedalaman tertentu, bertubuh lunak, tidak mempuyai
rangka, walaupun ada hanya terdiri dari serabut-serabut spongin dengan dari
kersik, kebanyakan ditemukan dilaut dan mempunyai pori-pori disetiap tubuhnya. Ciri-ciri
Euspongia ini adalah mempunyai spongia yang lebih kasar, tidak berspekula
kerangka tubuhnya khusus terbentuk dari bahan spongin. Euspongia mollisima adalah jenis spesies dari phylum Porifera
yang bertulang lunak dan tidak memiliki spikula. Kebanyakan spesies ini hidup
di laut pada kedalaman tertentu yang masih dapat ditembus cahaya.
3.
Hippospongia
sp.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Demospongiae.
Ordo :
Keratosa
Familia : Hipposngiadae
Genus : Hippospongiae
Spesies : Hippospongiae sp.
( Sumber : Jasin, Maskoeri. 1984 )
Hippospongiae sp.
mempunyai tubuh yang bulat tidak beraturan, mempunyai pori yang juga bentuknya
tidak beraturan. Kerangka tubuh khusus terbentuk dari bahan spongin, ditutupi
oleh membran tipis yang gelap yang memiliki banyak ruang berflagel. Skeleton terdiri dari serabut spongin, jaringan tidak teratur tanpa
spikula. Saluran air tipe leukon dimana air dari ostium masuk melalui saluran
menuju ke rongga-rongga yang di batasi koanosit. Dari rongga ini air melalui
berbagai saluran lagi menuju ke spongocol dan akhirnya keluar menuju oskolom.
Hewan ini biasanya di temukan di atas dasar karang dengan kedalaman 10-15 m.
Berbentuk seperti batu dengan banyak celah. Porifera ini hidup di dasar laut,
tidak memiliki spikula dan bertubuh lunak.
VI.
KESIMPULAN
1.
Porifera merupakan hewan bersimetri radia,/asimetri
dan merupakan cabang evolusi Parazoa.
2.
Ciri utama porifera adalah tubuhnya
banyak pori. Selain itu, tubuhnya tidak memiliki appendiks dan bagian yang
dapat digerakkan dan tidak mempunyai saluran penecernaan makanan serta sistem
pencernaannya berlangsung secara intraseluler.
3.
Pada hasil pengamatan terdapat spesies pada porifera
yaitu: Euspongia, Microciona, dan Hipospongia.
4.
Anggota phylum Porifera memiliki bentuk tubuh yang
bervariasi dengan 3 tipe yang didasarkan atas bahan pembentuk tubuh yaitu
porifera lunak, porifera kapur dan porifera silikat.
5. Saluran pencernaan tidak sempurna,
memiliki mulut tetapi tanpa anus. Sistem respirasinya secara difusi, sistem
syaraf masih sederhana, berkembang biak secara seksual dan aseksual.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim.b. 2015. http://www.isegretidelmare.eu/spugne/demospongia_haliclona.jpg. Diakses
pada 10 Maret 2015.
Anonim.c. 2015. http://www.palaeontologie.geo.uni-muenchen.de/sbd/pictures/865-insitu.jpg. Diakses pada 10
Maret 2015.
Halang, Bunda,dkk.2015.Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Banjarmasin;
FKIP UNLAM BANJARMASIN.
Jasin, Maskoeri. 1987. Sistematik Hewan. Surabaya: Sinar Wijaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar